Majlis dzikir Asmaul husna yang telah dirintis oleh Habib Ahmad bin
Abdulloh al athos telah berkembang dan mempunyai cabang hingga 1700 yang
tersebar diplosok Nusantara.
Putra seorang ulama min awliyaillah bernama Habib Abdulloh bin Hasan Al Athos , lahir di Ambon tanggal 16 desember 1916.
Sejak kecil habib Ahmad bin Abdulloh al athos mendapat didikan
langsung dari ayahandanya yang seorang ulama besar dan Wali qutub di
Hadro maut.
Habib Ahmad tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, beliau tekun
menimba ilmu dari ayahandanya maka tak heran menginjak usia remaja Habib
Ahmad telah hapal Alquran, Kitab Matan zubad dan kitab ihya ulumuddin
karya imam al ghazali.
Darah ulama yang mengalir dalam dirinya menjadikan Habib Ahmad sosok
remaja yang tekun menimba ilmu dan berdakwah keberbagai daerah bahkan
sampai ke mancanegara. Itu semua beliau lakukan untuk menteladani para
ulama ulama salafus soleh yang kerap kali berkelana baik untuk menimba
ilmu maupun berdakwah.
Setelah beberapa tahun melakukan pengembaraan kebeberapa negara. Habib
Ahmad kembali ke Ambon untuk menemui orang tuanya, dan ternyata ayahnya
telah Hijrah ke Jakarta.
Tahun 1955 Ayahnya meninggal dunia dan hal ini membuat Habib Ahmad
sedih karena Ayahnya yang menjadi tempat beliau bertanya dan curhat
telah di panggil sang Kholik.
Habib Ahmad mulai gencar melakukan Dakwah mengajak umat untuk mengingat
Alloh dan mengagungkan Asma Alloh, perjuangannnya pun tak sia sia berkat
kesantunan dan kesabarannya dakwahnya mulai menunaikan hasil.
Banyak sekali para jamaah yang tertarik dengan metode dakwanya dengan
Dzikir asmaul husnah . Lambat laun syiar dakwah islam yang di bawa oleh
Habib Ahmad mulai berkembang luas di masyarakat.
Dan banyak para jamaah yang meminta izin dan restu dari Habib Ahmad
untuk membuka cabang di tempat tinggalnya dan tentu saja Habib Ahmad
memberi restu kepada para Jamaah yang membuka Majlis Asmaul husnah di
tempatnya masing masing.
Walaupunmurid muridnya telah membuka cabang Majlis asmaul husnah di
daerahnya masing masing namun Habib Ahmad tetap memantapkan Majlis
dzikirnya di kediamannya di daerah Bendungan Hilir ( benhil Tanah abang
).
Majlis asmaul husna yang diselenggarakan setiap tanggal 25 setiap bulan
yang dimulai ba’da magrib akan terlihat suasana yang syhadu ketika
lantunan Asma Alloh mulai di baca oleh para Jamaah semua duduk sejajar
tidak ada yang membedakan baik itu orang pintar maupun orang bodoh ,
baik para ulama maupun orang awam semua tak bergeming dari tempat
duduknya seraya mengagungkan Asma asma Alloh , mengingat dosa dosa yang
telah kita perbuat terkadang tak terasa air mata akan mengalir mengingat
kebesaran Alloh dan air mata itu lah yang menjadi pertanda Rahmat Alloh
telah di berikan kepadanya.
Maka pesan serta amanat terakhir yang di sampaikan Habib Ahmad bin
Abdulloh al athos adalah untuk tetap menjaga dan melestarikan majlis
Asmaul husna ini sampai kapanpun.
Karena dengan Dzikir dan mengingat Alloh dapat meredam murka Alloh dan dan mengungdang rahmat .
Habib Ahmad juga rutin menghatamkan Alquran setiap hari disamping beliau
seorang Hafidz beliau selalu memberikan Alquran setiap kali
menghatamkannya, maka tak heran beliau membeli Alquran begitu banyak
setiap bulan.
Tahun 1994 Habib Ahmad dipanggil Alloh swt dan di makamkan di komplek
pemakaman Al hawi condet dengan meninggal mutiara yang sangat berharga
Majlis dzkir Asmaul Husnah yang dapat mengundang Rahmat Alloh.
Ya alloh berikan hidayah mu agar hamba – hamba MU dapat menghadirinya dan menteladani yang mendirikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar